Oleh Dr. Taufiqurrahman*
(Refleksi Memperingati Hari Guru Nasional 25 November 2019)
Senin, 25 November 2019
بسم الله الرحمن الرحيم
Era Revolusi Industri 4.0 merupakan suatu perubahan besar dalam metodologi memproduksi barang, perubahan ini tercatat tiga fase periode Revolusi Industri yang berjalan dari masa ke masa, yaitu:
.
.
(1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada tahun 1800 yang ditandai dengan penemuan mesin uap mendorong munculnya kapal uap, kereta api, dan seterusnya.
(2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada tahun 1900 yang ditandai dengan penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang dan seterusnya.
(3) Revolusi Industri 3.0 terjadi pada tahun 2000 yang ditandai dengan Inovasi teknologi informasi, komersialiasi personal computer, dan seterusnya.
(4). Revolusi Industri 4.0 yang terjadi pada tahun 2010 sampai sekarang yang ditandai dengan kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara massif, berawal dari konsep Jerman dari enam pilar seperti peningkatan perekonomian, masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil dan sistem tekhnologi di tempat kerja.
.
.
Di Era Revolusi Industri 4.0 sudah pasti memiliki dampak positif dan negatif yang harus disikapi oleh guru dengan tiga tugas besarnya, tujuannya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas menyongsong Era New Society 5.0 pada 2020 mendatang.
.
.
Era New Society 5.0 pertama kali dikenalkan oleh negara Jepang pada tahun 2015, yang mana perubahan sudah tidak lagi berkonsep industri sebagaimana 4.0, tetapi lebih kepada orang-orangnya atau masyarakat, sehingga mereka memanfaatkan tekhnologi sebagai penggerak untuk menciptakan masyarakat super pintar dengan mengkoneksikan IoT, AI, Big data dan robotic untuk menjaga ekologi pelestarian alam dengan tekhnologi progresif seperti drone fungsinya tidak hanya sebagai alat produksi tetapi untuk membantu lansia (lanjut usia), pemadam kebakaran hutan dan sebagainya.
.
.
Untuk itu guru harus siap dengan tiga tugas besarnya dalam dinamika perubahan sosial yang melaju sangat kencang, yaitu:
(1). Mendidik, dengan meneruskan nilai-nilai lama yang baik dan mengembangkan nilai-nilai hidup baru yang lebih inovatif dan kreatif sesuai zamannya, karena guru merupakan pilar utama dalam dunia pendidikan sudah sepatutnya memiliki kompetensi yang bisa memberikan out put berkualitas dan kompetitif dengan keteladanan, kepemimpinan, metodologi dan orientasi bermanfaat dan maslahat dunia akhirat.
(2). Mengajar, dengan meneruskan nilai-nilai lama yang baik dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kompetensi personal, profesional, sosial, leadership dan moral, terutama kompetensi spritual dengan mensinergikan keunggulan olah fisik, pikiran, kalbu dan perilaku.
(3). Melatih, dengan mengembangkan keterampilan dan penerapannya melalui out put capaian murid menjadi seger (sehat), pinter (cerdas) dan bener (berakhlak mulia).
.
.
Tiga tugas besar guru ini sebagaimana tertuang dalam UU RI No. 14 Th. 2005 Tentang Guru dan Dosen (Bab I, Pasal 1, ayat 1) :“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah“.
.
.
Peluang sekaligus tantangan Guru di era Revolusi industri 4.0 dan menyambut era New Society 5.0, antara lain:
1. Harus bisa memanfaatkan tekhnologi, Iot, AI, Smart Machines, Knowledge Management dan smart web untuk mewakili konektivitas kerja guru. Karena di era ini dunia menjadi tanpa batas, guru harus siap menghadapi ini.
2. Harus bisa memanfaatkan cara berkomunikasi dengan mesin atau orang lain melalui intelligent machine yang tersedia, karena era ini otomatis akan melahirkan masyarakat yang cerdas dan semakin ilmiah.
3. Bisa memanfaatkan kekuatan multitasking dengan berbagai jenis media otomatis dan platform komputasi, karena kehidupan sekarang akan menjadi lebih kompetitif tidak terkecuali dunia pendidikan.
4. Harus menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukan di era ini berbeda dengan era yang lalu, sudah tidak lagi menggunakan single job per-jam tetapi menggunakan proses yang selalu berjalan dengan proses lain atau sebagai medium ke prosedur lain, ini akan melahirkan dampak global yaitu orientasi kehidupan menjadi lebih materialistik (hubbud dunia, over dosis dalam mencintai dunia), hedonis (berfoya-foya), individualistik, dekadensi moral, dan liberalis (bebas tanpa aturan norma) yang harus dicari solusinya oleh guru melalui membangun kurikulum pendidikan yang lebih inovatif dan kreatif berbasis tekhnologi sesuai zaman.
5. Harus menekankan proses dengan meminimalisir protokoler dalam menyelesaikan pekerjaan di dunia pendidikan, guru harus mampu mengupgrade kompetensinya untuk beradaptasi terhadap perkembangan tekhnologi informasi serta mampu mengolah untuk kemanfaatan dan kemaslahatan dunia bahkan akhirat kelak.
.
.
Lima tantangan zaman ini, sekaligus menjadi peluang dan tantangan seorang guru dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengaplikasiakan kaidah baru di era baru yang ditawarkan oleh ulama’ kontemporer sekaligus Wakil Presiden RI yaitu Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin:
(1). (الاءيجاد بما هو الأصلح و الأصلح فالأصلح ثم الأصلح),
Artinya: senantiasa berinovasi dengan meneropong jauh menuju yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
(2). (الأجر بقدر المنفعة والمصلحة),
Artinya: Pahala (reward) selalu relevan dengan kualitas kebermanfaatan dan kemaslahatan dari dampak inovasi tersebut.
.
.
Guru Madrasah dapat menjadi guru-guru profesional, kualifikatif, berkompetensi, di era Revolusi Industri 4.0 dan menyongsong era New Society 5.0, dengan syarat :
-Berusaha keras untuk senantiasa meningkatkan (up grade dan up date) kualitas diri.
-Mempunyai semangat berprestasi .
-Harus didukung oleh lembaga penyelenggara institusi Madrasah.
-Harus didukung oleh organisasi dan lembaga-lembaga yang terkait dengan Madrasah.
-Pemerintah harus memahami dengan arif motivasi keberadaan madrasah.
.
.
Guru Madrasah, pada umumnya memiliki nilai lebih, yaitu memandang profesi guru yang bukan hanya sekedar sebagai sumber penghidupan, tetapi juga sebagai medan perjuangan untuk amal shalih dan bentuk manifestasi dari ibadah (keikhlasan , kejujuran dan keinginan memberikan sesuatu yang bermanfaat dan maslahat).
.
.
Semoga guru-guru Madrasah dan Pesantren di era Revolusi Industri 4.0 ini, ada keinginan dan keberanian membuka horizon cakrawala baru dalam memandang dan memahami dunia pendidikan sekarang dan masa depan dengan menyiapkan generasi yang beriman kuat, berkahlak mulia, serta memiliki sumber daya manusia yang berkualitas berbasis tekhnologi.
.
.
Tegasnya guru harus lebih terbuka, lebih kreatif, dan lebih inovatif sebagaimana kaidah yang sudah diformulasikan para ulama’ salaf dengan menjaga nilai-nilai kalsik yang masih relevan dan mengadopsi nilai-nilai kontemporer yang lebih inovatif dan kreatif (المحافضة بقديم الصالح والأخذ بجد يد الأصلاح).
Amin Ya Rabbal Alamin…
Al Fatihah untuk semua guru-guru kita semuanya.
Dr. Taufiqurrahman, Dosen IAIN Pekalongan
Subcribe untuk berlangganan artikel selanjutnya.